Karbohidrat atau Hidrat Arang adalah suatu zat gizi yang fungsi utamanya
sebagai penghasil enersi, dimana setiap gramnya menghasilkan 4 kalori. Walaupun
lemak menghasilkan enersi lebih besar, namun karbohidrat lebih banyak di konsumsi
sehari-hari sebagai bahan makanan pokok, terutama pada negara sedang
berkembang. Di negara sedang berkembang karbohidrat dikonsumsi sekitar 70-80%
dari total kalori, bahkan pada daerah-daerah miskin bisa mencapai 90%. Sedangkan
pada negara maju karbohidrat dikonsumsi hanya sekitar 40-60%. Hal ini disebabkan
sumber bahan makanan yang mengandung karbohidrat lebih murah harganya
dibandingkan sumber bahan makanan kaya lemak maupun protein.
Karbohidrat banyak ditemukan pada serealia (beras, gandum, jagung,
kentang dan sebagainya), serta pada biji-bijian yang tersebar luas di alam.
Definisi
Secara umum definisi karbohidrat adalah senyawa organik yang mengandung
atom Karbon, Hidrogen dan Oksigen, dan pada umumnya unsur Hidrogen clan
oksigen dalam komposisi menghasilkan H 2 O. Di dalam tubuh karbohidrat dapat
dibentuk dari beberapa asam amino dan sebagian dari gliserol lemak. Akan tetapi
sebagian besar karbohidrat diperoleh dari bahan makanan yang dikonsumsi sehari-
hari, terutama sumber bahan makan yang berasal dari tumbuh-tumbuhan.
Sumber karbohidrat nabati dalam glikogen bentuk glikogen, hanya dijumpai
pada otot dan hati dan karbohidrat dalam bentuk laktosa hanya dijumpai di dalam
susu. Pada tumbuh-tumbuhan, karbohidrat di bentuk dari basil reaksi CO 2
dan H 2 O
melalui proses foto sintese di dalam sel-sel tumbuh-tumbuhan yang mengandung
hijau daun (klorofil). Matahari merupakan sumber dari seluruh kehidupan, tanpa
matahari tanda-tanda dari kehidupan tidak akan dijumpai.
Reaksi fotosinteses.matahari
6 CO2+ 6 H2OC6H12O6+ 6 O2
Pada proses fotosintesis, klorofil pada tumbuh-tumbuhan akan menyerap dan
menggunakan enersi matahari untuk membentuk karbohidrat dengan bahan utama
CO2 dari udara dan air (H2O) yang berasal dari tanah. Enersi kimia yang terbentuk akan disimpan di dalam daun, batang, umbi, buah dan biji-bijian.
Klasifikasi
Karbohidrat yang terdapat pada makanan dapat dikelompokkan:
Available Carbohydrate
(Karbohidrat yang tersedia), yaitu karbohidrat yang dapat dicerna, diserap
serta dimetabolisme sebagai karbohidrat.
Unvailable Carbohydrate (Karbohidrat yang tidak tersedia)
Yaitu karbohidrat yang tidak dapat dihidrolisa oleh enzim-enzim pencernaan
manusia, sehingga tidak dapat diabsorpsi.
Penggolongan karbohidrat yang paling sering dipakai dalam ilmu gizi
berdasarkan jumlah molekulnya.
1. Monosakarida
Heksosa (mengandung 6 buah karbon)
-Glukosa
-Fruktosa
-Galaktosa
Pentosa (mengandung 5 buah karbon)
-Ribosa
-Arabinosa
-Xylosa
2. Disakarida
-Sukrosa
-Maltosa
-Laktosa
3. Polisakarida
-Amilum
-Dekstrin
-Glikogen
-Selulosa
Monosakarida
Karbohidrat yang paling sederhana (simple sugar), oleh karena tidak bisa lagi
dihidrolisa. Monosakarida larut di dalam air dan rasanya manis, sehingga secara
umum disebut juga gula. Penamaan kimianya selalu berakhiran -osa. Dalam Ilmu
Gizi hanya ada tiga jenis monosakarida yang penting yaitu, glukosa, fruktosa dan
galaktosa.
Glukosa
Terkadang orang menyebutnya gula anggur ataupun dekstrosa. Banyak
dijumpai di alam, terutama pada buah-buahan, sayur-sayuran, madu, sirup jagung
dan tetes tebu. Di dalam tubuh glukosa didapat dari hasil akhir pencemaan amilum,
sukrosa, maltosa dan laktosa.
Glukosa dijumpai di dalam aliran darah (disebut Kadar Gula Darah) dan
berfungsi sebagai penyedia enersi bagi seluruh sel-sel dan jaringan tubuh. Pada
keadaan fisiologis Kadar Gula Darah sekitar 80-120 mg %. Kadar gula darah dapat
meningkat melebihi normal disebut hiperglikemia, keadaan ini dijumpai pada
penderita Diabetes Mellitus.
Fruktosa
Disebut juga gula buah ataupun levulosa. Merupakan jenis sakarida yang
paling manis, banyak dijjumpai pada mahkota bunga, madu dan hasil hidrolisa dari
gula tebu. Di dalam tubuh fruktosa didapat dari hasil pemecahan sukrosa.
Galaktosa
Tidak dijumpai dalam bentuk bebas di alam, galaktosa yang ada di dalam
tubuh merupakan hasil hidrolisa dari laktosa.
Disakarida
Merupakan gabungan antara 2 (dua) monosakarida, pada bahan makanan
disakarida terdapat 3 jenis yaitu sukrosa, maltosa dan laktosa.
Sukrosa
Adalah gula yang kita pergunakan sehari-hari, sehingga lebih sering disebut
gula meja (table sugar) atau gula pasir dan disebut juga gula invert. Mempunyai 2
(dua) molekul monosakarida yang terdiri dari satu molekul glukosa dan satu molekul
fruktosa.
Sumber: tebu (100% mengandung sukrosa), bit, gula nira (50%), jam, jelly.
Maltosa
Mempunyai 2 (dua) molekul monosakarida yang terdiri dari dua molekul
glukosa. Di dalam tubuh maltosa didapat dari hasil pemecahan amilum, lebih mudah
dicema dan rasanya lebih enak dan nikmat. Dengan Jodium amilum akan berubah
menjadi warna biru.
Amilum terdiri dari 2 fraksi (dapat dipisah kan dengan air panas):
1. Amilosa
-larut dengan air panas
-mempunyai struktur rantai lurus
2. Amilopektin
-tidak larut dengan air panas
-mempunyai sruktur rantai bercabang
Peranan perbandingan amilosa dan amilo pektin terlihat pada serelia;
Contohnya beras, semakin kecil kandungan amilosa atau semakin tinggi kandungan
amilopektinnya, semakin lekat nasi tersebut.
Pulut sedikit sekali amilosanya (1-2%), beras mengandung amilosa > 2%
Berdasarkan kandungan amilosanya, beras (nasi) dapat dibagi menjadi 4 golongan:
-amilosa tinggi
25-33%
-amilosa menengah
20-25%
-amilosa rendah
09-20%
-amilosa sangat rendah
< 9%
Secara umum penduduk di negara-negara Asean, khususnya Flipina,
Malaysia, Thailand dan Indonesia menyenangi nasi dengan kandungan amilosa
medium, sedangkan Jepang dan Korea menyenangi nasi dengan amilosa rendah.
Loktosa
Mempunyai 2 (dua) molekul monosakarida yang terdiri dari satu molekul
glukosa dan satu molekul galaktosa. Laktosa kurang larut di dalam air.
Sumber : hanya terdapat pada susu sehingga disebut juga gula susu.
-susu sapi
4-5%
-asi
4-7%
Laktosa dapat menimbulkan intolerance (laktosa intolerance) disebabkan kekurangan
enzim laktase sehingga kemampuan untuk mencema laktosa berkurang. Kelainan ini
dapat dijumpai pada bayi, anak dan orang dewasa, baik untuk sementara maupun
secara menetap. Gejala yang sering dijumpai adalah diare, gembung, flatus dan
kejang perut. Defisiensi laktase pada bayi dapat menyebabkan gangguan
pertumbuhan, karena bayi sering diare. Terapi diit dengan pemberian formula
rendah laktosa seperti LLM, Almiron, Isomil, Prosobee dan Nutramigen, dan AI 110
bebas Laktosa. Formula rendah laktosa tidak boleh diberikan terlalu lama
(maksimum tiga bulan), karena laktosa diperlukan untuk pertumbu ban sel-sel otak.
Setelah tiga bulan, laktosa diberikan secara bertahap sesuai dengan pertumbuhan
anak.
Polisakarida
Merupakan senyawa karbohidrat kompleks, dapat mengandung lebih dari
60.000 molekul monosakarida yang tersusun membentuk rantai lurus ataupun
bercabang. Polisakarida rasanya tawar (tidak manis), tidak seperti monosakarida dan
disakarida. Di dalam Ilmu Gizi ada 3 (tiga) jenis yang ada hubungannya yaitu
amilum, dekstrin, glikogen dan selulosa.
Amilum (zat pati)
Merupakan sumber enersi utama bagi orang dewasa di seluruh penduduk
dunia, terutama di negara seclang berkembang oleh karena di konsumsi sebagai
bahan makanan pokok. Disamping bahan pangan kaya akan amilumjuga
mengandung protein, vitamin, serat dan beberapa zat gizi penting lainnya. Amilum
merupakan karbohidrat dalam bentuk simpanan bagi tumbuh-tumbuhan dalam
bentuk granul yang dijumpai pada umbi dan akarnya.
Sumber: umbi-umbian,serealia dan biji-bijian merupakan sumber amilum yang
berlimpah ruah oleh karena mudah didapat untuk di konsumsi. Jagung, beras dan
gandum kandungan amilurnnya lebih dari 70%, sedangkan pada kacang-kacangan
sekitar 40%.
Amilum tidak larut di dalam air dingin, tetapi larut di dalam air panas
membentuk cairan yang sangat pekat seperti pasta; peristiwa ini disebut
"gelatinisasi".
Dekstrin
Merupakan zat antara dalam pemecahan amilum. Molekulnya lebih
sederhana, lebih mudah larut di dalam air, denganjodium akan berubah menjadi
wama merah.
Glikogen
Glikogen merupakan "pati hewani", terbentuk dari ikatan 1000 molekul, larut
di dalam air (pati nabati tidak larut dalam air) dan bila bereaksi dengan iodium akan
menghasilkan warna merah. Glikogen terdapat pada otot hewan, manusia dan ikan.
Pada waktu hewan disembelih, terjadi kekejangan (rigor mortis) dan kemudian
glikogen dipecah menjadi asam laktat selama post mortum.
Glikogen disimpan di dalam hati dan otot sebagai cadangan enersi, yang
sewaktu-waktu dapat diubah kembali menjadi glukosa bila dibutuhkan.
Sumber : banyak terdapat pada kecambah, serealia, susu, syrup jagung (26%).
Selulosa
Hampir 50% karbohidrat yang berasal dari tumbuh-tumbuhan adalah
selulosa, karena selulosa merupakan bagian yang terpenting dari dinding sel
tumbuh-tumbuhan. Selulosa tidak dapat dicerna oleh tubuh manusia, oleh karena
tidak ada enzim untuk memecah selulosa. Meskipun tidak dapat dicerna, selulosa
berfungsi sebagai sumber serat yang dapat memperbesar volume dari faeses,
sehingga akan memperlancar defekasi.
Dahulu serat digunakan sebagai indeks dalam menilai kualitas makanan,
makin tinggi kandungan serat dalam makanan maka nilai gizi makanan tersebut
dipandang semakin buruk. Akan tetapi pada dasawarsa terakhir ini, para ahli sepakat
bahwa serat merupakan komponen penyusun diet manusia yang sangat penting.
Tanpa adanya serat, mengakibatkan terjadinya konstipasi (susah buang air besar),
haemorrhoid (ambeyen), divertikulosis, kanker pada usus besar, appendicitis,
diabetes penyakit jantung koroner dan obesitas.
Fungsi serat:
a. Mencegah Penyakit Jantung Koroner
Kolesterol telah lama diduga sebagai penyebab terjadinya aterosklerosis yang
akhirnya berakibat timbulnya penyakit jantung koroner. Produk akhir
metabolisme kolesterol adalah asam empedu. Serat yang berasal dari makanan
sesampainya di saluran pencernaan akan mengikat asam empedu. Dalam
keadaan terikat, asam empedu her sarna-sarna serat dikeluarkan dalam bentuk
feses. Dengan dernikian semakin banyak serat dimakan, maka semakin banyak
lernak dan kolesterol dikeluarkan.
Masyarakat yang mengkonsumsi makanan tinggi serat (terutama serat dari
seralia dan kacang-kacangan).cenderung kadar kolesterol darah rendah serta
angka kematian akibat penyakit jantung koroner lebih rendah dibandingkan
dengan orang Eropa yang konsumsi seratnya sangat sedikit. Penelitian lain
menunjukkan bahwa suku terasing Masai di Afrika yang hidupnya berburu dan
suku Venda di Afrika Selatan yang hidupnya bercocok tanam, tidak ditemukan
adanya penyakit jantung koroner, walaupun mereka mengkonsurnsi lemak
hewan dalam jumlah yang tinggi, yaitu masing-rnasing 300 gram dan 126 gram
per hari. Hal tersebut disebabkan mereka makan jagung yang tidak digiling rata-
rata 494 gram per-hari, yang kadar seratnya diperkirakan 5,7 gram.
Dibandingkan dengan orang Inggris yang rata-rata hanya mengkonsumsi serat
sebanyak 0,5 gram per hari.
b. Mencegah kanker pada usus besar
Kanker pada usus besar (kolon) diakibatkan masuknya benda-benda asing ke
dalam usus besar, benda-benda asing tersebut akan diubah sifatnya menjadi
karsinogenik. Adanya serat kasar yang melalui kolon, mengakibatkan lingkungan
rnikroba terganggu sehingga aktifitas mikroba tersebut berkurang.
c. Mencegah penyakit Diabetes
Pemyataan ini didukung oleh suatu penelitian yang dilakukan di Capetown,
yang menunjukkan bahwa pada penduduk yang mengkonsumsi serat rata-rata
6,5 gram per hari ditemukan penderita Diabetes sebanyak 3,6 %. Sedangkan
penduduk yang makan serat rata-rata 24,8 gram per hari hanya ditemukan 0,05
% penderita.
d. Mencegah penyakit divertikular
Konsumsi serat yang cukup akan menghasilkan feses yang lembut sehingga
dengan konstraksi otot yang rendah (< 10 mm Hg) feses dapat dikeluarkan
dengan lancar. Apabila konsurnsi serat berkurang, maka volume kotoran menjadi
kecil-kecil dan keras (seperti feses kambing), sehingga untuk membuangnya
membutuhkan konstraksi otot yang lebih besar (tekanan bisa mencapai > 90 mm
Hg). Apabila tekanan kuat tersebut berlangsung berulang ulang setiap hari dalam
jangka waktu yang lama, maka otot-otot kolon menjadi lelah dan lemah.
Keadaan ini menyebabkan penyakit "divertikular", yaitu penonjolan bagian luar
usus berbentuk bisul yang kadang-kadang disertai peradangan yang dapat
menimbulkan infeksi.
e. Mencegah kegemukan
Dengan adanya serat, maka penyerapan karbohidrat, lemak dan protein
menjadi ber kurang. Jika hal ini dilakukan secara teratur dan berkesinambungan,
maka kegemukan dapat dihindari. Serat mampu memberikan perasaan kenyang
dalam waktu yang cukup lama.
Sumber serat yang baik adalah sayuran, buah-buahan, serealia dan kacang-
kacangan. Memakan sayuran dan buah-buahan dalam jumlah yang banyak,
mepunyai fungsi ganda yaitu disamping sebagai sumber serat juga merupakan
sumber vitamin dan mineral, yang semua itu sangat dibutuhkan untuk
memelihara kesehatan tubuh manusia.
Produk makanan hewani, seperti daging, ikan susu dan telur serta basil-basil
olahannya, umumnya mengandung serat dalam jumlah yang sedikit. Sayuran
yang ban yak mengandung serat adalah, bayam, kangkung, buncis, daun
beluntas, daun singkong, kacang panjang, daun katuk, daun kelor, sawi, kecipir,
kol dan lain-lain. Buah-buahan yang banyak mengandung tinggi serat adalah,
alpukat, belimbing, srikaya, cempedak, nangka, durian, jeruk, kedondong,
kemang, mangga, nenas dan sebagainya.
Seralia yang kaya serat adalah beras, jagung, jali dan jewawut. Beras giling
mernpunyai kadar swerat dan vitamin (khususnya vitamin BI) lebih rendah dari
beras turnbuk, karena itu memilih beras sebaiknya jangan yang terlalu bersih
(putih). Kacang-kacangan yang banyak mengandung serat adalah kacang bogar,
kacang merah, kacang ijo, kedele, serta kacang-kacangan lainnya.
Pencernaan
Pencemaan karbohidrat sudah dimulai sejak makanan masuk ke dalam mulut;
makanan dikunyah agar dipecah menjadi bagian-bagian kecil, sehingga jumlah
permukaan makanan lebih luas kontak dengan enzim-enzim pencemaan.
Di dalam mulut makanan bercampur dengan air ludah yang mengandung
enzim amilase (ptyalin). Enzim amilase bekerja memecah karbohidrat rantai panjang
seperti amilum dan dekstrin, akan diurai menjadi molekul yang lebih sederhana
maltosa. Sedangkan air ludah berguna untuk melicinkan makanan agar lebih mudah
ditelan. Hanya sebagian kecil amilum yang dapat dicema di dalam mulut, oleh
karena makanan sebentar saja berada di dalam rongga mulut. Oleh karena itu
sebaiknya makanan dikunyah lebih lama, agar memberi kesempatan lebih banyak
pemecahan amilum di rongga mulut. Dengan proses mekanik, makanan ditelan
melalui kerongkongan dan selanjutnya akan memasuki lambung.
Pencernaan dalam lambung
Proses pemecahan amilum diteruskan di dalam lambung, selama makanan
belum bereaksi dengan asam lambung.
Pencernaan dalam usus
Di usus halus, maltosa, sukrosa dan laktosa yang berasal dari makanan
maupun dari hasil penguraian karbohidrat karbohidrat kompleks akan diubah
menjadi mono sakarida dengan bantuan enzim-enzim yang terdapat di usus halus.
maltase
maltosa
2 (dua) molekul glukosa
laktase
laktosa
galaktosa dan glukosa
sukrase
sukrosa
fruktosa dan glukosa
Absorbsi
Semua jenis karbohidrat diserap dalam bentuk monosakarida, proses
penyerapan ini terjadi di usus halus. Glukosa dan galaktosa memasuki aliran darah
dengan jalan transfer aktif, sedangkan fruktosa dengan jalan difusi. Para ahli
sepakat bahwa karbohidrat hanya dapat diserap dalam bentuk disakarida. Hal ini
dibuktikan dengan dijumpainya maltosa, sukrosa dan laktosa dalam urine apabila
mengkonsumsi gula dalam jumlah banyak. Akhimya berbagai jenis karbohidrat
diubah menjadi glukosa sebelum diikut sertakan dalam proses metabolisme.
terakhir fruktosa.Berdasarkan urutan, yang paling cepat di absorpsi adalah galaktosa, glukosa dan
Metabolisme
Setelah melalui dinding usus halus, glukosa akan menuju ke hepar melalui
vena portae. Sebahagian karbohidrat ini diikat di dalam hati dan disimpan sebagai
glikogen, sehingga kadar gula darah dapat dipertahankan dalam batas-batas normal
(80-120 mg%).
Karbohidrat yang terdapat dalam darah, praktis dalam bentuk glukosa, oleh
karena fruktosa dan galaktosa akan diubah terlebih dahulu sebelum memasuki
pembuluh darah.
Apabila jumlah karbohidrat yang dimakan melebihi kebutuhan tubuh,
sebagian besar (2/3) akan disimpan di dalam otot dan selebihnya di dalam hati
sebagai glikogen. Kapasitas pembentukan glikogen ini sangat terbatas (maksimum
350 gram), dan jika penimbunan dalam bentuk glikogen ini telah mencapai
batasnya, kelebihan karbohidrat akan diubah menjadi lemak dan disimpan di
jaringan lemak. Bila tubuh memerlukan kembali enersi tersebut, simpanan glikogen
akan dipergunakan terlebih dahulu, disusul oleh mobilisasi lemak. Jika dihitung
dalam jumlah kalori, simpanan enersi dalam bentuk lemak jauh melebihi jumlah
simpanan dalam bentuk glikogen.
Sel-sel tubuh yang sangat aktif dan memerlukan banyak enersi, mendapatkan
enersi dari basil pembakaran glukosa yang di ambil dari aliran darah. Kadar gula
darah akan diisi kembali dari cadangan glikogen yang ada di dalam hati. Kalau enersi
yang diperlukan lebih banyak lagi, timbunan lemak dari jaringan lemak mulai
dipergunakan. Dalam jaringan lemak diubah ke dalam zat antara yang dialirkan ke
hati.
Perubahan karbohidrat di dalam tubuh
Disini zat antara itu diubah menjadi glikogen, mengisi kembali cadangan
glikogen yang telah dipergunakan untuk meningkatkan kadar gula darah. Peristiwa
oksidasi glukosa di dalam jaringan-jaringan terjadi secara bertahap dan pada tahap-
tahap itulah enersi dilepaskan sedikit demi sedikit, untuk dapat digunakan
selanjutnya.
Melalui suatu deretan proses-proses kimiawi, glukosa dan glikogen diubah
menjadi asam pyruvat. Asam pyruvat ini merupakan zat antara yang sangat penting
dalam metabolisme karbohidrat. Asam pyruvat dapat segera diolah lebih lanjut
dalam suatu proses pada "lingkaran Krebs". Dalam proses siklis ini dihasilkan CO2
dan H2O dan terlepas enersi dalam bentuk persenyawaan yang mengandung tenaga
kimia yang besar yaitu ATP (Adenosin Triphosphate). ATP ini mudah sekali
melepaskan enersinya sambi}berubah menjadi ADP (Adenosin Diphos phate).
Sebagian dari asam piruvat dapat diubah menjadi "asam laktat". Asam laktat ini
dapat keluar dari sel-sel jaringan dan memasuki aliran darah menuju ke hepar.
Di dalam hepar asam laktat diubah kembali menjadi asam pyruvat dan
selanjutnya menjadi glikogen, dengan demikian akan menghasilkan enersi.
Hal ini hanya terdapat di dalam hepar, tidak dapat berlangsung di dalam otot,
meskipun di dalam otot terdapat juga glikogen. Sumber glikogen hanya berasal dari
glukosa dalam darah. Metabolisme karbohidrat selain di pengaruhi oleh enzim-enzim,
juga diatur oleh hormon-hormon tertentu. Hormon Insulin yang dihasilkan oleh
"pulau-pulau Langerhans" dalam pankreas sangat memegang perananan penting.
Insulin akan mempercepat oksidasi glukosa di dalam jaringan, merangsang
perubahan glukosa menjadi glikogen di dalam sel-sel hepar maupun otot. Hal ini
terjadi apabila kadar glukosa di dalam darah meninggi. Sebaliknya apabila kadar
glukosa darah menurun, glikogen hati dimobilisasikan sehingga kadar glukosa darah
akan menaik kembali. Insulin juga merangsang glukoneogenesis, yaitumengubah
lemak atau protein menjadi glukosa.
Juga beberapa horrnon yang dihasilkan oleh hypophysis dan kelenjar suprarenal
merupakan pengatur-pengatur penting dari metabolisme karbohidrat.
Enzim sangat diperlukan pada proses-proses kimiawi metabolisme zat-zat
makanan. vitamin-vitamin sebagian dari enzim, secara tidak langsung berpengaruh
pada metabolisme karbohidrat ini. Tiamin (vitamin B1) diperlukan dalam proses
dekarboksilase karbohidrat. Kekurangan vitamin B1 akan menyebabkan
terhambatnya enzim-enzim dekarboksilase, sehingga asam piruvat dan asam laktat
tertimbun di dalam tubuh. Penyakit yang ditimbulkan akibat defisiensi vitamin B1 itu
dikenal sebagai penyakit beri-beri.
Regulasi Kadar Gula Darah
Tanpa bantuan hormon, kadar gula darah akan mengalami fluktuasi yang
besar. Kadar gula darah akan segera meningkat sesudah makan, dan sebaliknya bila
tidak ada asupan makanan pada periode tertentu, kadar gula darah akan turun
sangat rendah. Untuk mencegah terjadinya fluktuasi yang membahayakan ini, tubuh
akan meregulasi glukosa darah dengan menggunakan hormon insulin dan glukagon.
Hormon insulin disekresikan oleh sel-sel beta pankreas apabila kadar gula
darah meninggi (hiperglikemia), yang biasanya terjadi sesudah rnakan, seperti nasi,
roti, gula, dan lain sebagainya. Peninggian kadar gula darah ini, akan merangsang
sekresi insulin dari sel-sel β pulau Langerhans pankreas. Sekresi Insulin ini
berlangsung dalam dua rase, pada rase pertama kadar insulin melonjak tinggi
seketika. Hal ini terjadi 10 menit sesudah kenaikan kadar gula darah, dan
dimungkinkan karena ada simpanan insulin dalam granula. Kemudian terjadi rase ke
dua yang bersifat lambat, berlangsung selama lebih dari 10 menit sampai 2 jam.
Dalam jam pertama sesudah makan, gula darah meningkat sampai 160 11 mg%,
dan kemudian menurun lagi berkat pengaruh insulin, sehingga 2 jam sesudah makan
kadar gula darah normal kembali, yakni 120 mg%. Insulin akan merangsang
pengambilan glukosa oleh jaringan dan kemudian memecahnya menjadi enersi,
menyimpannya dalam bentuk glikogen dan mengubahnya menjadi lemak. Dengan
proses tersebut diatas, kadar gula darah akan menurun dan kembali normal 2
sampai 2 ½ jam sesudah makan.
Sebaliknya bila kadar gula darah rendah, hormon glukagon yang dihasilkan sel-sel α
pankreas akan rnenstimulasi sintesa glukosa dari asam amino, rnenyebabkan
terlepasnya glikogen dari hepar, yang akan rneninggikan kadar gula darah. Jadi,
aktifitas hormon insulin dan glukagon berlawanan satu sama lain.
Ada juga hormon lain yang dapat rnernbantu rneninggikan kadar gula darah,
salah satu yang paling penting adalah epinefrin (adrenalin) yang merangsang
pernbebasan glukosa dari glikogen. Hormon epinefrin ini akan disekresikan pada
situasi dimana tubuh dalam keadaan stress ataupun dalarn keadaan bahaya.
Peningkatannya akan menaikkan kadar gula darah, yang akan membantu tubuh
untuk berkelahi atau berlari langkah seribu.
Diabetes Mellitus
Pada defesiensi insulin, glukosa tidak dapat masuk ke dalarn sel-sel, sehingga
kadar gula darah meninggi, namum timbunan glukosa tersebut tidak dapat
dimanfaatkan untuk rnenghasilkan enersi
untuk keperluan sel-sel
yang
membutuhkannya. Glukosa yang tertumpuk itu dibuang melalui ginjal ke dalam
urine, sehingga terjadi glukosuria.
Karena glukosa tidak dapat dipergunakan sebagai penghasil enersi, maka lemak dan
protein lebih banyak dipecah untuk menghasilkan enersi yang dibutuhkan, sehingga
terjadi peningkatan glukoneogenesis. Peningkatan pemecahan asam lemak akan
menghasilkan keton bodies, sehingga bila keton bodies ini meninggi dalam darah
(ketosis) akan mengakibatkan penurunan pH darah, sehingga terjadi asidosis.
Karies dentis
Hubungan antara konsumsi karbohidrat dengan terjadinya karies dentis ada
kaitannya dengan pembentukan plaque pada permukaan gigi. Plaque terbentuk dari
sisa-sisa makanan yang melekat di sela-sela gigi. Plaque ini akhirnya akan ditumbuhi
bakteri yang dapat mengubah pH rongga mulut menurun sampai dengan pH 4,5.
Pada keadaan demikian maka struktur email gigi akan terlarut (email tidak larut
pada pH 5,41). Konsumsi gula murni (permen, coklat, karamel) sering, akan
menyebabkan keasaman rongga mulut menjadi permanen, sehingga semakin banyak
email yang terlarut. Kerusakan email yang parah, disebut dengan karies dentis.
Dari berbagai penelelitian sukrosa (gula bit dan gula tebu) mempunyai efek
kariogenik lebih tinggi dibandingkan dengan fruktosa, glukosa dan maltosa.
Sedangkan karbohidrat kompleks seperti amilum dan dekstrin, efek kariogeniknya
tidak ada sama sekali.
Fungsi karbohidrat
Karbohidrat mempunyai peranan penting dalam menentukan karakteristik
bahan makanan, seperti rasa, warna dan tekstur.
Fungsi karbohidrat di dalam tubuh adalah:
1. Fungsi utamanya sebagai sumber enersi (1 gram karbohidrat menghasilkan 4
kalori) bagi kebutuhan sel-sel jaringan tubuh. Sebagian dari karbohidrat diubah
langsung menjadi enersi untuk aktifitas tubuh, clan sebagian lagi disimpan dalam
bentuk glikogen di hati dan di otot. Ada beberapa jaringan tubuh seperti sistem
syaraf dan eritrosit, hanya dapat menggunakan enersi yang berasal dari
karbohidrat saja.
2. Melindungi protein agar tidak dibakar sebagai penghasil enersi.
Kebutuhan tubuh akan enersi merupakan prioritas pertama; bila karbohidrat
yang di konsumsi tidak mencukupi untuk kebutuhan enersi tubuh dan jika tidak
cukup terdapat lemak di dalam makanan atau cadangan lemak yang disimpan di
dalam tubuh, maka protein akan menggantikan fungsi karbohidrat sebagai
penghasil enersi. Dengan demikian protein akan meninggalkan fungsi utamanya
erus menerus, maka
keadaan kekurangan enersi dan protein (KEP) tidak dapat dihindari lagi.
3. Membantu metabolisme lemak dan protein dengan demikian dapat mencegah
terjadinya ketosis dan pemecahan protein yang berlebihan.
4. Di dalam hepar berfungsi untuk detoksifikasi zat-zat toksik tertentu.
5. Beberapa jenis karbohidrat mempunyai fungsi khusus di dalam tubuh. Laktosa
rnisalnya berfungsi membantu penyerapan kalsium. Ribosa merupakan
merupakan komponen yang penting dalam asam nukleat.
6. Selain itu beberapa golongan karbohidrat yang tidak dapat dicerna, mengandung
serat (dietary fiber) berguna untuk pencernaan, memperlancar defekasi.
Defisiensi karbohidrat
Manusia membutuhkan karbohidrat dalam jumlah tertentu setiap harinya.
Walaupun tubuh tidak membutuhkan dalam jumlah yang khusus, kekurangan
karbohidrat yang sangat parah akan menimbulkan masalah. Diperlukan sekitar 2
gram karbohidrat per Kg berat badan sehari untuk mencegah terjadinya ketosis.
Secara keseluruhan tubuh harus mempertahankan keseimbangan tertentu
dalam utilisasi karbohidrat, lemak dan protein sebagai sumber enersi.
Jika asupan karbohidrat ditiadakan, maka cadangan lemak dalam jaringan adiposa
akan dimobilisasi sedemikian cepatnya, sehingga tubuh tidak dapat mengoksidasi
karbohidrat seluruhnya menjadi CO
2
dan H
2
O. Sebagian dari hasil pemecahan lemak
itu akan diubah menjadi substansi yang disebut dengan keton bodies. Walaupun
tubuh dapat menggunakan keton bodies ini sebagai penghasil enersi dan
dieksresikan melalui urine, produksi dalam jumlah besar akan teljadi penumpukan
keton bodies di dalam darah dan mengakibatkan terjadinya ketosis.
Hal ini sangat berbahaya dan dapat terjadi pada penderita Diabetes Mellitus yang
tidak terkontrol. Jumlah asupan karbohidrat juga mempengaruhi penggunaan protein
sebagai penghasil enersi. Jika asupan karbohidrat rendah, tubuh akan memecah
asam amino untuk menghasilkan enersi dan mensintesa glukosa tubuh, sehingga
jaringan yang membutuhkan gula ini akan mampu menjalankan fungsinya. Oleh
karena sebagian protein tubuh digunakan untuk tujuan ini, maka sedikit karbohidrat
dapat menyebabkan pemecahan dari jaringan otot untuk menghasilkan enersi.
Gejala yang timbul akibat asupan karbohidrat yang rendah adalah fatique,
dehidrasi, mual, nafsu makan berkurang, dan tekanan darah kadang-kadang turun
dengan mendadak sewaktu bangkit dari posisi berbaring (hipotensi ortostatik).
Asupan karbohidrat yang adekwat, penting untuk mempertahankan cadangan
glikogen yang dibutuhkan pada aktifitas fisik jangka panjang. Peningkatan glikogen
otot dengan adanya proses penumpukan karbohidrat akan menambah stamina 30-60
menit lebih lama.
Karbohidrat yang tersedia di dalam makanan.
Sumbangan yang berasal dari karbolridrat pada berbagai makanan dapat
dilihat pada tabel. 1 dan 2. Sumber utama karbohidrat yang dapat di cerna berasal
dari nabati. Makanan yang berasal dari tanaman ini juga merupakan satu-satunya
sumber serat.