GALENIKA EKSTRAK
Sediaan galenik adalah sediaan yang di buat dari bahan baku hewan atau tumbuhan yang di ambil sarinya.
Zat-zat yang tersari (berkhasiat) biasanya terdapat dalam sel-sel bagian tumbuh-tumbuhan yang umumnya dalam keadaan kering.Cairan penyari masuk kedalam zat-zat berkhasiat utama dari pada simplisia yang akan di ambil sarinya,kemudian, zat berkhasiat tersebut akan terbawa larut dengan cairan penyari, setelah itu larutan yang mengandung zat berkhasiat dipisahkan dari bagian simplisia lain yang kurang bermanfaat.
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pembuatan sediaan galenik diantaranya sebagai berikut:
Drazat kehalusan
Derazat kehalusan ini harus di sesuaikan dengan mudah atau tidaknya obat yang terkandung tersebut untuk disari.semakin halus simplisianya itu akan mempermudah proses penyarian, ataupun sebaliknya semakin sukar disari maka simplisia harus di buat semakin halus
2.Temperatur suhu dan lamanya waktu
Suhu harus di sesuaikan dengan sifat dari obat, apakah bmudah menguap atau tidak, mudah tersari atau tidak
3.Bahan penyari dan cara menyari
Setiap simplisia atau bahan obat mempunyai cara dan bahan penyari yang berbeda-beda, Oleh karena itu cara ini harus di sesuaikan dengan sifat kelarutan obat dan daya serap bahan penyari ke dalam simplisia.
4. Konsentrasi/kepekatan
Pengertian Extracta
Menurut Farmakope Indonesia Edisi IV, ekstrak adalah sediaan pekat yang diperoleh dengan mengekstraksi zat aktif dari simplisia nabati atau simplisia hewani menggunakan pelarut yang sesuai, kemudian semua atau hampir semua pelarut diuapkan dan massa atau serbuk yang tersisa diperlakukan sedemikian hingga memenuhi baku yang telah ditetapkan (Anonim, 1995).
Menurut Farmakope Indonesia Edisi III, ekstrak adalah sediaan kering, kental, atau cair dibuat dengan menyari simplisia nabati atau hewani menurut cara yang cocok, di luar pengaruh cahaya matahari langsung (Anonim, 1979).
Extracta biasanya disimpan dalam wadah yang berisi zat pengering, misalnya kapur tohor. (Anonim, 1979). Ekstrak juga harus disimpan terlindung dari pengaruh cahaya dan apabila mengandung bahan mudah menguap harus disimpan dalam botol yang disumbat rapat.(Pharmacope Nederland)
Jenis-jenis extracta
Extracta dapat digolongkan menjadi 3 jenis, yaitu:
- Ekstrak kering (Siccum)
- Ekstrak Kental (Spissum)
- Ekstrak cair (Liquidum)
a. Ekstrak Kering (Siccum)
Ekstrak kering adalah sediaan padat yang memiliki bentuk serbuk yang didapatkan dari penguapan oleh pelarut yang digunakan untuk ekstraksi. substansi ekstrak kering yaitu eksipien (bahan pengisi),stabilizers (penstabil), dan preservative (bahan pengawet). Ekstrak kering harus mudah digerus menjadi serbuk.
Standardisasi dari pembuatan ekstrak kering adalah kesesuaian bahan material, kesesuaian menggunakan bahan inert, atau ekstrak kering dari bagian tumbuhan yang digunakan untuk pengolahan. Penggunaan pelarut disesuaikan dengan jumlah dan monografinya. (USP 30-NF25 topic 565)
Ekstrak kering (Extracta sicca) dibagi dalam dua bagian, yaitu:
1. Ekstrak kering, yang dibuat dengan suatu cairan etanol dan karena tidak larut sepenuhnya dalam air. Contohnya adalah Ekstraktum Granati, Ekstraktum Rhei.
2. Ekstrak kering yang dibuat dengan air. Contohnya antara lain Ekstraktum Aloes, Ekstraktum Opii, Ekstraktum Ratanhiae. (Van Duin, 1947)
Ekstrak Kental (Spissum)
Ekstrak Kental atau ekstrak semisolid, adalah sediaan yang memiliki tingkat kekentalan di antara ekstrak kering dan ekstrak cair. Suatu ekstrak kental diartikan dengan ekstrak dengan kadar air antara 20-25%; hanya pada Extractum Liquiritae diizinkan kadar air sebanyak 35%. (Van Duin, 1947)
Ekstrak kental didapatkan dari penguapan sebagian dari pelarut, air, alkohol, atau campuran hidroalkohol yang digunakan sebagai pelarut dalam ekstraksi. Ekstrak semisolid mengandung antimicrobial atau bahan pengawet lainnya yang sesuai. Ekstrak semisolid terdiri dari bahan yang sama dengan ekstrak kering yang dapat digunakan sebagai obat-obatan atau suplemen, tetapi masing-masing memiliki keuntungan dan kerugian. (USP 30-NF25 topic 565)
Pada ekstrak kental, yang terpisah adalah:
1. Extractum Filicis, yang dibuat dengan perkolasi dengan eter, setelah itu eter dihilangkan sama sekali dengan penyulingan. Dalam Farmakope dinyatakan bahwa sebelum Ekstractum Filicis harus diaduk terlebih dahulu.
2. Extractum Cannabis indicae, yang dibuat dengan etanol 90% dan mungkin tidak mengandung jumlah air yang berarti. Jika ekstrak ini pada waktu pengolahan harus dilarutkan, maka untuk itu kita harus memakai etanol 90%.
Ekstrak lainnya dapat digolongkan dengan jelas dalam dua golongan:
a. Ekstrak kental yang dibuat dengan etanol 70% dan dimurnikan dengan air, contoh: Ekstrak Belladonnae, Extractum Visci albi, Extractum Hyoscyami.
b. Ekstrak kental yang dibuat dengan air, contoh: Extractum liquiritae, Extractum Gentianae, Extractum Taraxaci. (Van Duin, 1947)
c. Ekstrak cair (Liquidum)
Ekstrak cair adalah sediaan cair simplisia nabati, yang mengandung etanol sebagai pelarut atau sebagai pengawet atau sebagai pelarut dan pengawet. Jika tidak dinyatakan lain pada masing-masing monografi, tiap ml ekstrak mengandung bahan aktif dari 1 g simplisia yang memenuhi syarat.
Ekstrak cair yang cenderung membentuk endapan dapat didiamkan dan disaring atau bagian yang bening dienaptuangkan. Beningan yang diperoleh memenuhi persyaratan Farmakope. Ekstrak cair dapat dibuat dari ekstrak yang sesuai. (Farmakope Indonesia Edisi III, hal 7)
Ekstrak cair dibuat dengan cara perkolasi. Biasanya juga mengikuti proses maserasi. Proses pembuatan mencakup konsentrasi bagian yang ditambah air selama penyaringan oleh uap atau penyulingan pada temperature di bawah 60°. (USP 30-NF25 topic 565)
Contoh ekstrak cair adalah Extractum Chinae liquidum, Extractum Hepatis liquidum (Van Duin, 1947)
Keuntungan dan Kerugian Extracta
Keuntungan :
1. Zat berkhasiat yang terdapat di simplisia terdapat dalam bentuk yang mempunyai kadar tinggi
2. Zat berkhasiat lebih mudah diatur dosisnya.
3. Untuk menstandardisasi kandungannya sehingga menjamin keseragaman mutu, keamanan, dan khasiat produk akhir (Moh.Anief, 2010)
4. Penggunaan ekstrak dibandingkan dengan simplisia asalnya adalah bisa lebih simple dari segi bobot, pemakaian ekstrak lebih sedikit dibandingkan dengan bobot tumbuhan asalnya.
5. Dengan adanya teknologi ekstrak ini, biasanya pihak yang diuntungkan diantaranya industri bidang obat tradisional dari segi keseragaman mutu hasil produk jadinya, dan pemerintah dari sisi keamanan dan khasiat produk jadi (Anonim, 2005).
Kerugian
1. Pada pembuatan ekstrak tidak semua zat berkhasiat dapat tersari dalam pelarutnya. (Anonim, 2005).